Counter

Blogger templates

  hm.. banyak dari kita yang mungkin berpikir bahwa foton hanyalah salah satu bagian dari suatu energi, atau apapunlah itu. Tetapi asusmsi i...

Apakah Foton? Bisakah Kita melihatnya?

 

hm.. banyak dari kita yang mungkin berpikir bahwa foton hanyalah salah satu bagian dari suatu energi, atau apapunlah itu. Tetapi asusmsi ini sebenarnya kurang tepat.

    Menyebutkan bahwa foton merupakan bagian dari suatu energi sebenarnya tidaklah salah, hanya saja segala sesuatu yang ada di sekitar kita bisa saja kita sebut sebagai bagian dari energi. 

ya foton merupakan bagian dari suatu energi, hanya saja lebih mendetail lagi mengenai energi yang membuatnya 'Menjadi Foton'.  contoh deskripsi foton seperti suatu benda yang kemudian kalau dipecahkan menjadi bagian terkecil dari benda tersebut, dan kemungkinan besarnya lagi, pecahan tersebut masih bisa kita pecahkan lagi menjadi lebih kecil yang dapat di sebut seperti potongan elementer. 

    Yah, intinya foton merupakan bagian terkecil dari suatu cahaya. Seperti saat kalian menyalakan senter yang terdapat berkas cahaya di dalamnya. 

    Apa yang dapat kita lihat dengan mata kita? yaitu, suatu benda yang terdapat ukuran, yang mana ukurannya dapat menjangkau pengamatan kita. tetapi jika kita ingin mempelajarinya berdasarkan kuantum dalam fisika, kita harus memecahkannya menjadi bagian yang lebih kecil, terkecil, dan paling kecil, sampai kita menemukannya bahwa kita sudah tidak bisa memecahkannya menjadi lebih kecil lagi. 

    Partikel elementari seperti foton sebenarnya tidak memiliki ukuran. seperti penjelasan diatas yang menyebutkan bahwa terdapat suatu energi yang membuatnya menjadi foton.  Dimana energi tersebut harus kita pecahkan lagi menjadi bagian terkecil yang kemudian bergerak dengan kecepatan cahaya. 

    Faktanya : saraf optik manusia tidak mengirim sinyal ke otak kecuali setidaknya 9 foton tiba dalam 100 milidetik. Dari sinilah dapat di sebutkan sebenarnya manusia secara individu tidak dapat melihat foton. 

Mata kita memiliki penglihatan, yang mana mereka bereaksi terhadap cahaya dan tekanan, dan membantu mengirim sinyal ke otak, yang memproses gambar dan akhirnya membantu kita 'melihat' hal-hal apa adanya. Contohnya seperti: saat anda menyalakan lampu, anda bisa melihat bernda-benda di sekitar anda dengan sangat jelas. Akan tetapi, coba anda matikan lampu tersebut. masih bisakah anda melihat benda-benda di sekitar anda dengan jelas? Tentu saja tidak bukan?

Benda sekitar kita

    Salah satu alasan utama mengapa kita bisa melihat benda-benda di sekitar dengan jelas, dikarenakan cahaya. Yang mana di dalamnya terdapat miliaran foton yang memantulkannya ke mata kita. Dari sini dapat kita ambil kesimpulan bahwa mata kita bisa mendeteksi foton. Akan tetapi, mata kita tidak akan pernah bisa melihat keluar foton itu.

    Foton adalah kuantusasi partikel dari medan elektromagnetik dan mereka semua berpergian dengan kecepatan cahaya. kecepatan cahaya (dalam vaccum) adalah konstanta, tetapi berbeda untuk tiap jenis benda yang berbeda. seperti contoh : pada air misalnya. Jadi foton yang berpergian melalui air bergerak lebih lambat  dari pada foton di ruang angkasa atau udara, akan tetapi masih tetap bergerak dengan kecepatan cahaya dalam media apapun yang disebarkannya. Ketika Anda berbicara tentang 'tingkat fisik' dari hal-hal foton menjadi sedikit licin. cahaya memiliki sifat partikel gelombang ganda. Anda dapat berbicara tentang tingkat gelombang atau paket gelombang, tetapi bukan dari foton. sangat kira-kira Anda dapat memikirkan gelombang elektromagnetik sebagai sejumlah besar foton. Dan (juga secara kasar) Anda dapat menganggap cahaya sebagai bepergian sebagai gelombang dan terdeteksi sebagai partikel. Akan tetapi terdapat instrumen yang cukup sensitif untuk bisa mendeteksi satu foton, dan mengenai foton, belum ada yang bisa melihatnya dengan mata secara langsung, hanya saja kita dapat mendeteksinya, yang seperti contoh dimana kita dapat melihat benda jika terang. 


Other Post :https://thicktheory.blogspot.com/2020/11/apa-yang-akan-terjadi-jika-oksigen.html






0 komentar: